HMI Polman Soroti Tim Satgas, Bupati Diminta Jawab Tuntutan Mahasiswa
PERIKSA21.co.id----- Himpunan Mahasiswa Islam(HMI) Cabang Polman, Provinsi Sulbar, kembali menyoroti kinerja tim gugus tugas penanganan Covid-19 Kabupaten Polman.
Koordinator Lapangan HMI Polman, Muhammad Ridwan mengungkapkan memahami secara holistik aksi unjuk rasa yang diwarnai kericuhan pada 6 Agustus lalu di taman sport center, Saat itu, kata dia, rombongan mahasiswa datang membawa tuntutan terkait beragam problem penanganan covid yang terjadi di lapangan berdasarkan data, namun lontaran kata " bodoh " yang diucapkan Bupati Polman Andi Ibrahim Masdar membuat pihaknya tersinggung dan membatalkan dialog yang sementara berlangsung kemudian bergeser menyampaikan aapirasi ke kantor DPRD Polman, " Bukan karena kami tak memahami aspirasi apa yang kami bawa, namun hanya menyangga kalimat bupati yang membaca secara tidak utuh tuntutan mahasiswa, yang akhirnya di distorsi menjadi problem etika. Itupun etika versi beliau sendiri, " Jelasnya, Jumat 14 Agustus, 2020.
Selanjutnya, sambung Ridwan, saat ia ingin masuk ke hal yang lebih substansi saat dialog terbuka itu berlangsung, ia mempertanyakan mengapa Bupati tak pernah masuk untuk menjawab secara terbuka tuntutan mahasiswa."Jika Bupati dalam hal ini mengatakan bodoh kepada Korlap aksi, apakah dalam hal ini bapak merasa cerdas?? Jika memang demikian mengapa tak pernah masuk untuk menjawab secara utuh dan terbuka tuntutan mahasiswa. " Sambungnya.
Adapun tuntutan HMI Polman, diantaranya, PLT Direktur RSUD di defenitifkan, evaluasi Kabid pelayanan RSUD,
membuka secara gamblang anggaran refocusing mulai dari anggaran apa saja yang digeser lalu dari OPD mana, kemana anggaran itu diserap dengan rincian penyerapannya, berapa kesisaan anggaran refocusing hingga saat ini, mengevalusi program apa saja yang telah dilakukan tim satgas, apakah program itu terukur tak tumpang tindih dengan aspek ekonomi dan sosial, Sejauh mana pengadaan ruangan, Alkes dan tim medis yang disiapkan, serta bagaimana sikap Pemda terhadap oknum di RSUD jika biaya rapid test masih tak sesuai harga di bayarkan oleh masyarakat.
Sebelumnya, Bupati Polman, Andi Ibrahim Masdar, menuturkan bahwa dirinya tidak pernah mengatakan HMI bodoh melainkan hanya mengatakan kau bodoh.
"Dia bukan anak HMI itu pada pertemuan dalam ruangan asisten II dia mengaku saya Ketuanya Resist di Campa, ini yang kasihan anak HMI dibawa bawa pergi begini, itu tuntutannya sudah dia masukkan dan saya sudah baca dan saya tanya sama dia, kalau tidak suka PLT Direktur RSUD terus siapa yang ditunjuk," jelasnya. saat ditemui di taman sport center. Kamis, 06 Agustus 2020 lalu.
Menurut adik kandung Gubernur Sulbar ini, anak-anak begitu tidak ada sopannya merokok di depannya, Sebab itu ia mempertanyakan begitukah namanya organisasi yang sopan dan baik. " Sudah bagus bagus ini Bupati mu mau terima kamu, dan sudah tiga kali saya terima, bagaimana saya mau hargai dia, karena langsung dia mau belokkan lihat saudara HMI dikatakan bodoh, kapan saya bilang HMI bodoh, saya cuma bilang kau bodoh, karena saya bicara dia juga bicara,"kata Andi Ibrahim Masdar.
Mengenai tuntutan HMI memprotes biaya rapid test di Polman seharga Rp. 215 ribu, Andi Ibrahim mengungkapkan tidak ada yang susah dari biaya rapid test, Sebab yang dikenakan biaya hanya kalangan pedagang saja.
"Coba tanya semua anak pesantren ada tidak saya kasih bayar, tidak ada itu pembayaran." tuturnya.
Tak hanya itu, Bupati dua periode ini juga menduga aksi demonstrasi HMI ada kaitannya dengan kepentingan politik.
"Kenapa sih anak anak resist gencar demontrasi nanti dekat dekat Pemilihan Gubernur (Pilgub), apakah ada kaitannya dengan politik? terus Bupati jawab pasti bohong kalau tidak," tutur Andi Ibrahim Masdar. (AG/*)
